MENGETAHUI /
MENGENALI DIRI ANDA SENDIRI
“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa, dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan keduanya pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu tentang produk).
MERENCANAKAN
Suatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan. Menurut beberapa survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu utama bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:
“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa, dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan keduanya pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu tentang produk).
MERENCANAKAN
Suatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan. Menurut beberapa survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu utama bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:
1. untuk
menentukan kelayakan,
2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran, pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas — sebelum ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil kredit modal untuk kedua kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai jaminan/agunan, dan membuat komitmen dengan (meyakinkan) sanak-keluarga dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat membiayai dirinya (mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya sendiri, karena kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat suatu rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan kepada mereka bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah mengembangkan gagasan usaha yang dapat dilaksanakan.
2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran, pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas — sebelum ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil kredit modal untuk kedua kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai jaminan/agunan, dan membuat komitmen dengan (meyakinkan) sanak-keluarga dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat membiayai dirinya (mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya sendiri, karena kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat suatu rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan kepada mereka bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah mengembangkan gagasan usaha yang dapat dilaksanakan.
PENDANAAN
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan pribadinya, dan menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman; dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan pribadinya, dan menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman; dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.
HAL-HAL LEGAL
(UU, Peraturan, Ijin, dsb)
Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi, dan akuntan sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya dimiliki sendiri (sole proprietorship), menjalin kemitraan (partnership), atau dalam bentuk perseroan (incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan yang paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.
Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi, dan akuntan sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya dimiliki sendiri (sole proprietorship), menjalin kemitraan (partnership), atau dalam bentuk perseroan (incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan yang paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.
Jika klien akan
punya penanam modal, bentuk perseroan sepertinya akan lebih tepat.
PENYIMPANAN CATATAN (Pemeliharaan dari Rekaman) *)
*) Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan
PENYIMPANAN CATATAN (Pemeliharaan dari Rekaman) *)
*) Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan
Suatu sistem
penyimpanan catatan/data atau sistem pembukuan keuangan yang baik adalah
penting untuk menyediakan/memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemerintah,
penanam modal, dan peminjam uang (bank). Catatan atau rekaman amat sangat
penting untuk tujuan perencanaan dan pengawasan. Klien harus tahu berapa banyak
uang yang dihasilkan, apa saja pengeluaran yang dilakukan, adakah keuntungan
atau kerugian, siapa saja yang berhutang kepada usaha ini, dan kepada siapa
saja usaha ini berhutang. Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan sistem
pemeliharaan atau penyimpanan catatan atau data (keuangan) yang baik. Catatan
atau rekaman atau pembukuan yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang baru
meliputi:
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan, tanggal dan jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk, tanggal penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger), atau Buku Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum diterima, yang merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger), atau Buku Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum dibayar oleh perusahaan anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran atau penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti pendapatan kotor dan pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan berbagai macam potongan gaji lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang mencatat inventaris yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris yang masih ada. Buku Besar Inventaris ini hanya cocok yang memiliki inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage) asuransi sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen asuransi tentang perlindungan atas harta milik/kekayaan, hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk karyawan, kendaraan, gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus memperoleh “penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan atau jasa yang lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap tahun — sejalan dengan pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun akan meningkat.
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan, tanggal dan jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk, tanggal penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger), atau Buku Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum diterima, yang merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger), atau Buku Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum dibayar oleh perusahaan anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran atau penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti pendapatan kotor dan pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan berbagai macam potongan gaji lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang mencatat inventaris yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris yang masih ada. Buku Besar Inventaris ini hanya cocok yang memiliki inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage) asuransi sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen asuransi tentang perlindungan atas harta milik/kekayaan, hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk karyawan, kendaraan, gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus memperoleh “penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan atau jasa yang lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap tahun — sejalan dengan pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun akan meningkat.
PERPAJAKAN
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja yang disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar dan lokakarya serta berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin perlu mendaftarkan diri dan usahanya pada beberapa instansi pemerintah pusat atau daerah.
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja yang disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar dan lokakarya serta berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin perlu mendaftarkan diri dan usahanya pada beberapa instansi pemerintah pusat atau daerah.
MENCARI
PERTOLONGAN / BANTUAN
Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari konselor usaha dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari wirausahawan yang berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang (Indonesia) dan dengan organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan meminta nasihat dan akan mendengarkannya, peluang keberhasilan akan semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah untuk gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda untuk gagal (those who fail to plan, plan to fail). Klien harus meluangkan waktu untuk membuat rencana usahanya dan belajar sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu. Hanya dengan begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.
Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari konselor usaha dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari wirausahawan yang berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang (Indonesia) dan dengan organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan meminta nasihat dan akan mendengarkannya, peluang keberhasilan akan semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah untuk gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda untuk gagal (those who fail to plan, plan to fail). Klien harus meluangkan waktu untuk membuat rencana usahanya dan belajar sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu. Hanya dengan begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.
catatan yang
penting :
Statistik
jumlah pengusaha yang sukses membuktikan bahwa mereka yang memulai usaha dengan
prinsip “melakukan” dahulu lebih banyak dibanding dengan mereka yang
“merencanakan” dahulu baru “melakukan”.
dan hanya sedikit yang melakukan keduanya, “(merencanakan dan melakukan)” dan mereka ini adalah konglomerat dan pengusaha yang “sangat sukses”.
dan hanya sedikit yang melakukan keduanya, “(merencanakan dan melakukan)” dan mereka ini adalah konglomerat dan pengusaha yang “sangat sukses”.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Karena
pembicaraan kami di telepon dan saya malas untuk berdebat, akhirnya saya
sudahi. Ada satu hal yang masih mengganjal di hati saya pada waktu itu, yaitu
ucapan “kayaknya
dia nggak bakat deh”. Memang betul, bisnis itu tidak untuk
semua orang. Tapi dia kan belum coba, pikir saya. Wah, belum-belum sudah
pesimis duluan.
Inilah
ketakutan hampir semua orang jika mereka ingin memulai usaha, ”tidak
berbakat”. Sekarang menurut anda, apakah seseorang dilahirkan
sebagai seorang entrepreneur atau mereka dididik untuk menjadi seorang
entrepreneur?
Kalau
anda cermati, menanyakan apakah seseorang dilahirkan sebagai entrepreneur atau
dididik untuk menjadi entrerepneur adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Akan
sama halnya jika ada yang menanyakan apakah seseorang dilahirkan sebagai
karyawan atau dididik untuk menjadi karyawan.
Atau ada
yang tiba-tiba bertanya kepada anda, apakah menjadi karyawan adalah bakat?
Bagaimana reaksi anda jika ditanya dengan pertanyaan seperti itu? Pasti anda
akan merasa aneh kan?
Orang
itu bisa dididik. Mereka bisa dididik untuk menjadi seorang karyawan atau
seorang entrepreneur. Memang untuk memulai bisnis, bakat itu mempercepat
seseorang untuk sukses.
Saya
tidak menyangkal hal tersebut. Tapi kesuksesan itu lebih ditentukan oleh kerja
keras. Kesuksesan
itu 99% kerja keras, 1% bakat. Hal itu berlaku juga dalam
memulai usaha. Seandainyapun memang ada yang berbakat untuk bisnis, bukan
berarti bisnis dan investasi itu tidak bisa dipelajari.
Bakat
bisa membuat seseorang hebat. Tapi kerja keras dan kerja cerdas bisa membuat
seseorang menjadi bagus. Penyebab ada lebih banyak karyawan daripada
entrepreneur adalah semata-mata karena sekolah kita mendidik generasi muda
untuk menjadi karyawan. Mereka tidak dididik untuk memulai usaha.
Itulah
sebabnya, begitu banyak orang tua yang berkata kepada anak-anaknya, ”Pergilah
bersekolah supaya kamu kelak mendapat pekerjaan bagus”. Betul
demikian? Saya yakin ya. Pernahkah anda mendengar ada orang tua berkata kepada
anaknya, ”Pergilah bersekolah supaya kamu menjadi
seorang entrepreneur”? Jarang sekali, bahkan tidak ada!
Satu
lagi ketakutan jika orang mau terjun memulai usaha baru, takut gagal. Takut nanti bisnis baru-nya hancur lebur.
Padahal, penyebab kegagalan bisnis itu bisa dipelajari. Ok, akan saya terangkan
kepada anda.
Kalau
anda tahu besok takdir anda adalah menjadi seorang entrepreneur yang sukses,
apa yang akan anda lakukan? Pasti anda akan tidur-tiduran di sofa yang empuk.
Tidak cepat-cepat untuk memulai bisnis.
Mengapa?
Karena anda tahu bahwa anda pasti akan sukses. Begitu juga sebaliknya, jika
anda tahu bahwa besok anda tidak akan menjadi entrepreneur yang sukses, apa
yang anda lakukan?
Pasti
anda akan tidur-tiduran, karena anda tahu bahwa takdir anda adalah seorang
wirausahawan yang gagal. Gagal dalam memulai usaha. Itulah sebenarnya hikmah
tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kita. Supaya kita terus berusaha, tidak putus asa
dan patah semangat.
So, yang
penting adalah jalani proses-nya.
Berpikirlah positif selalu. Jangan takut gagal. Tidak ada yang instan di dunia
ini. Semua ada harganya. Bersabarlah dan fokus. Tidak pernah ada atlet
sepakbola yang tiba-tiba sukses. Mereka perlu berlatih berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.
Sampai
saat ini saya juga masih mengalami banyak kegagalan. Tapi saya terus bangkit
dan berusaha memperbaiki kesalahan bisnis saya. Semangat bisnis saya terus berkobar.
Setiap
kali saya jatuh, terutama disaat awal saya memulai
bisnis sendiri, tidak
pernah terlintas di benak saya bahwa saya tidak berbakat. Anda juga tidak
berpikir saya tidak berbakat menjadi pengusaha suskes khan?
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Bagaimana Cara Memulai Usaha?
Pertanyaan ini sering muncul
ketika seseorang ingin memiliki sebuah usaha, bagaimana cara memulai
usaha?? Sebetulnya cara untuk memulai suatu usaha
sangatlah mudah dan gratis tanpa biaya sedikitpun. Syaratnya hanya satu,
mulailah dengan memiliki sebuah MIMPI. Karena dengan bermimpi Anda dapat
menciptakan ide
bisnis
yang luar biasa, hingga akhirnya ide bisnis tersebut diolah menjadi sebuah peluang usaha baru yang menguntungkan.
Bermodal
dengan ide bisnis dari sebuah mimpi besar yang dimiliki, tahapan selanjutnya
memulai usaha dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Tentukan gagasan bisnis yang akan dikembangkan.
Sebaiknya sesuaikan usaha yang akan dibuka dengan kemampuan, minat atau bakat
yang kita miliki, namun tanpa meninggalkan faktor peluang pasar yang ada pada masyarakat. Banyaknya pengusaha sukses, karena mereka memilih bidang usaha yang mereka sukai. Sehingga
kita akan selalu berusaha mengembangkan bisnis yang kita miliki, dengan
perasaan senang hati tanpa ada kejenuhan ataupun rasa bosan yang sering muncul.
Selain itu dapat juga memulai usaha baru yang belum pernah ada di pasaran
sehingga terkesan unik dan menarik, atau membuka usaha yang telah banyak
dipasaran namun memiliki peluang pasar yang masih besar.
2.
Buatlah visi dan misi usaha. Sebuah usaha harus memiliki visi serta misi yang jelas, sehingga
tujuan dan langkah usaha tersebut dapat terkonsep dengan baik guna menunjang
pengembangan usaha yang dibangun. Sekecil apapun usaha yang dimiliki, namun
adanya tujuan usaha mempengaruhi kinerja serta hasil usaha yang akan diperoleh.
3.
Action.
Sebaik apapun ide bisnis yang kita miliki, tidak akan pernah menjadi usaha yang
sukses jika kita tidak segera bertindak. Mulailah usaha yang Anda rencanakan
dengan penuh keyakinan dan ketekunan, karena menjalankan sebuah usaha hingga
mencapai kesuksesan membutuhkan perjuangan dan perjalanan yang cukup panjang
dengan kerja keras yang harus dijalankan.
4.
Selalu belajar dan lakukan pengamatan. Amati
pengusaha yang telah sukses dengan bidang yang sama dengan kita, bila usaha
kita tergolng baru amatilah strategi manajemen yang mereka gunakan. Hal penting
lainnya yaitu perdalam pengetahuan mengenai semua hal yang berhubungan dengan
bisnis yang kita jalankan, agar produk kita bisa lebih inovatif.
5.
Hadapi, hayati serta nikmati hambatan atau
kegagalan. Membangun
sebuah usaha hingga sukses tidaklah mudah, adanya hambatan serta resiko
kegagalan hampir selalu membayangi setiap usaha. Untuk itu sebaiknya kita harus
selalu berpikiran positif terhadap hambatan serta kegagalan yang ada, karena
dalam tiap kesulitan akan ada kemudahan jika kita mau bekerja keras. Tanpa kita
sadari, dalam keadaan terdesak kreativitas seseorang akan meningkat untuk
mencari solusi dari masalah yang ada. Oleh karena itu, hadapi, hayati serta
nikmati hambatan usaha karena akan menguatkan mental usaha kita dan menambah
kemampuan kita dalam membangun usaha.
Kunci
kesuksesan memulai sebuah bisnis adalah berani menjadikan mimpi kita menjadi
ide bisnis yang nyata. Jangan pernah takut gagal dalam memulai bisnis, karena
setiap kegagalan akan memberikan pelajaran berharga bagi langkah bisnis Anda.
Salam sukses
KABAR BAIK !!! KABAR BAIK !!! KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya adalah Purti Hamzah, tinggal di Indonesia, saya seorang Muslim yang taat Saya ingin menggunakan
media ini untuk mengingatkan semua orang mencari pinjaman untuk berhati-hati tentang penipu karena mereka di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya finansial turun, dan karena kebutuhan saya, putus asa dan kemiskinan, saya telah scammed oleh beberapa perusahaan pinjaman yang disebut online. Saya kehilangan harapan tidak sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu .Chloe Morris yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari $ 57.000 dalam 24 jam tanpa tekanan, pada awalnya itu seperti mimpi bagi saya sampai saya melihat peringatan dari angsuran pertama saya 2 jam setelah saya diterapkan. Saya mendorong sesama Indonesia yang membutuhkan pinjaman untuk menyenangkan menghubungi Ibu Chloe melalui:
chloemorrisloanfirm@gmail.com
Hati-hati! Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui: purtihamzah@gmail.com